Kenakan Face Shield, Prosesi Jamasan Pusaka Ngawi Berlangsung Khidmat

0
55
Semua yang terlibat dalam upacara Jamasan Kabupaten Ngawi, mengenakan face shield (pelindung wajah).
Space Iklan

NGAWI | GADING.NEWS — Meski masih dalam suasana pandemi Covid-19, namun kegiatan Jamasan Pusaka dalam rangka memperingati HUT Ngawi ke-662, yang bertempat di Pendopo Wedya Graha, tetap dilaksanakan, Senin (6/07/2020).

Menariknya pada jamasan kali ini, semua yang terlibat dalam upacara Jamasan ini mengenakan face shield (pelindung wajah dan masker) untuk memenuhi protokol pencegahan Covid-19.

Jamasan Pusaka atau mensucikan pusaka kabupaten yang dilaksanakan Disparpora Kabupaten Ngawi, dibawah Ka Dinas Raden Rudi Sulisdiana, S. SO, M, dimana terdapat dua tombak jamasan pusaka antara lain, Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit, serta dua Payung yakni Tunggul Wulung dan Tunggul Warono.

Budaya jamasan pusaka ini merupakan kebiasaan leluhur yang menjadi budaya rutin setiap tahun, yang bertepatan saat memperingati hari jadi Kabupaten Ngawi, dan setiap 2 tahun sekali itu diadakannya Kirab Jamasan Pusaka. Kirab itu diboyongnya pusaka dari kediaman kabupaten ruang pusaka ke Ngawi Purba, inap satu malam dan kembali ke pesinggahan dalem kabupaten ruang pusaka.

Dimasa pandemi ini Ritual Jamasan Pusaka ini berlangsung khidmat, aman dan mengutamakan protokol kesehatan yang mana ritual tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono atau yang akrab disapa Mas Kanang ini.

Tampak hadir Forkopimda, dan Para Staf Pemkab Ngawi yang menggunakan pakaian adat jawa mataraman dengan diiringi gamelan jawa.

Bupati Budi Sulistyono mengatakan, jamasan pusaka itu adalah kegiatan rutin setiap tahunnya. Dimana piandel Kabupaten Ngawi itu di jamas atau dicuci setiap tahunnya atau setiap memperingati hari jadi Kabupaten Ngawi.

“Ini merupakan sesuatu yang lebih bagi kita dimana Allah SWT memberikan kesempatan untuk kita semua untuk momong Kabupaten Ngawi ini sampai ke-662. Sehingga pada saat ini kita harapkan kepada seluruh warga masyarakat Ngawi, khususnya untuk mengenang bagaimana berdirinya Kabupaten Ngawi. Mulai dari tidak ada pemerintahan sama sekali menjadi ada pemerintahan dan akhirnya menjadikan kesejahteraan untuk kita semua,” kata  Kanang.

Ditambahkannya, sebenernya penemu piandel (Pusaka) itu belum jelas. Akan tetapi sejarah tentang pendirian Kabupaten Ngawi itu Ibu Kotanya tidak berada di Kabupaten Ngawi melainkan di Ngawi Purba.

“Bicara soal Filosofi dalam giat Jamasan pusaka ini adalah bagaimana kita mensucikan diri dan pusaka ini adalah Roh dari Kabupaten Ngawi. Untuk itu diharapkan agar semua ikut serta mensucikan roh kita, jiwa kita, fikiran kita, hati kita tujuannya agar mensucikan diri dari apa yang pernah kita alami selama ini. dan menjaga Kerukunan dan kebersamaan, serta mengupayakan pembangunan yang merata disemua lingkungan yang berada di Kabupaten Ngawi maupun disekitar Kabupaten Ngawi,” pungkas Bupati.

Share this:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here