NGAWI – Adat jawa sangat melekat dalam kebudayaan masyarakat desa, seperti di Kabupaten Ngawi, di Desa Tawun Kecamatan Kasreman. Karena itu pimpinan daerah pemerintahan kabupaten Ngawi Ir.Budi Sulistyono terus tiada henti, menekankan inovatif dari semua jajaran untuk mengembangkan budaya adat menjadi budaya nasional.
Pada Sabtu (7/11/19), Bupati Ngawi sebagai perwakilan pemerintah daerah Ngawi, melalui Disparpora (Dinas Pariwisata Pemuda Olah Raga), mengadakan kegiatan festival bumi orek-orek di sendang Tawun.
Gelaran acara berlangsung tentunya ada misi tersendiri dari pemerintahan daerah. Yang utama mengangkat wisata Tawun menjadi tempat wisata nasional juga internasional. Pada tempat wisata Tawun ini dilengkapi momen-momen dari budaya adat yang secara rutin dilaksanakan tiap tahun. Seperti tarian khas Sendang Tawun, penambahan kreatifitas rutinitas pasar jadul, tahun 2019 bertepatan puncak hari jadi diadakan kegiatan festival bumi orek-orek.
Untuk pengembangan budaya di wisata Tawun, awalnya pemerintah daerah mengakses informasi masyarakat upacara adat. Dari sosiologi bermunculan berbagai karakter masyarakat, bermacam kemampuan dimiliki lebih dari masyarakat, disitulah budaya muncul dan menjadi perhatian pemerintah agar terus berkembang.
Kelebihan wisata Tawun ini, berawal sebagai tempat rekreasi alam yang sejuk yang dilengkapi fasilitas kolam renang. Juga berbagai permainan baik dewasa maupun anak serta ada histori budaya yang terkandung di dalamnya berupa sebuah sendang.
Sendang tidak dimaknai mistis yang angker tapi sumber air yang besar dan tidak pernah terhenti dalam segala musim. Sendang tersebut dimanfaatkan sebagai sumber air masyarakat sekitar. Dalam hal ini asal usul sumber ini ditelusuri sejarahnya sampai munculnya sumber air besar, dari tempo nenek moyang sudah dimanfaatkan untuk mata air kehidupan masyarakat desa.
Di era modern sekarang budaya bisa dimunculkan dan diuri-uri lagi oleh masyarakat dibantu ahli-ahli inovatif untuk mengabadikan budaya nenek moyang sebagai penghormatan tanda jasanya, yang diturunkan berganti turun menurun. Ini semua menjadi tugas generasi sekarang yang di pimpin oleh Kepala daerah.
Budaya sendang tawun ini di endingnya ditetapkan perayaan Keduk Beji tiap tahun, yang artinya menjaga sumber air itu tetap bersih dan terus mengalir dengan membersihkan pusat mata airnya. Selain itu di bangun sedemikian cantik sebagai tempat wisata. Maka sangat strategis letak mata air ada ditengah-tengah tempat wisata. Selain itu Keduk Beji ini gambaran kebersamaan dan gotong royong masyarakat desa.
Di tahun 2019 wisata Tawun target terangkat sebagai tempat wisata go Nasional Internasional, di tahun ini pula sudah dilakukan upaya penambahan even baru seperti pasar jadul yang dilaksanakan pada setiap selapan sekali yaitu 35 hari sekali. Di hari puncak hari jadi Ngawi akhir tahun ini berupa bumi orek-orek.
”Even ini menyatukan seniman nasional dan seniman lokal berkalborasi menciptakan budaya baru yang bersumber dari budaya asli, tentang tari kecetan asli tari sendang Tawun tetap dipertahankan, dengan kebijakan pemerintah budaya Keduk Beji yang diwisata Tawun sudah mendapat hak paten budaya asli Ngawi,” Pungkas, Bupati Ir.H Budi Sulisyono selaku pimpinan daerah Kabupaten Ngawi.
PJ Kepala Disparpora, Raden Rudi Sulisdiana S.Sos, M.Si, mengatakan agenda ini diadakan untuk menciptakan budaya yang lebih mudah untuk dinikmati masyarakat, yang didatangkan maestro budaya nasional dipadukan dengan kearifan lokal. Sehingga mampu mengikuti perkembangan jaman. T entunya dengan digelarnya budaya yang dikemas cantik dan menarik, wisata Tawun dapat kunjungan dari para wisatawan tingkat nasional internasional. Seperti yang pernah dilakukan di Benteng Pendem,” pungkasnya (adv/kominfo/eko)